KALIMAT-KALIMAT YANG TAK SEMPAT KUNAMAI PUISI

Posted by

dan hujan desember pun tahu, bagaimana mengalirkan peluk hangat masa kecil ke dalam gigil tubuhmu

aku awali kalimat-kalimat yang bukan puisi ini dengan menyebut nama Sang Raja
demi ruh, hati, dan cintaku yang ada dalam genggamannya
Dia yang telah menyandingkan kesunyian dengan kata
menyandingkan malam dengan gulita
menyandingkan rembulan dengan cahaya
karena itu aku tak begitu heran bila setiap memandangmu gelap dan buta tercerai dari jiwa
sebab matamu adalah perpaduan malam, rembulan dan cahaya
sepasang matamu adalah jendela menuju jiwamu
sungguh aku begitu ingin mengintipnya
menyaksikan sakralnya malam pergantian usia

selamat menempuh usia baru, Bunga hati
teruslah merekah indah diantara mulia cinta
percayalah ! hidup hanya suatu hari
sepanjang pagi yang memananti bergulirnya percikan hangat sang fajar
hingga senja yang menanti padamnya matahari

dari lengkung langit yang tidak begitu berjarak darimu
aku menulis sedikit do'a sambil membayangkan lengkung matamu
aku melukis rembulan sambil mengingat rona merah di pipimu
yang terbakar malu-malu membaca kalimat-kalimat yang bukan puisi dariku
;)
selembar kertas lusuh untuk sekedar menyapu abu gerimis dari wajahmu
karena kado hujan yang kukirimkan mulai mengendap menyimpankan mendung

aku tahu, dalam pergantian usia
gerak jarum jam yang memainkan lagu rindu membuatmu begitu bahagia
tempat dimana suara-suara masa kecil masih tertanam
dan nyanyian sendu ibu masih serasa berkelakar mengamini sejarah kelahiranmu
engkau akan meyakini sebuah filsafah
bagaimana langit mata itu tidak pernah retak acap kali dibentur kejahilanmu
engkau akan percaya, bahwa
pada tiap nasi yang pernah ia mamah untukmu ada asupan cinta yang tak pernah sirna
sebab engkaulah karunia cinta kasih
yang ia syukurkan dalam khidmat do'a-do'a

aku berfikir engkaupun pasti sama konyolnya dengan diriku
menatap dirimu di cermin, sambil menguliti gigil masa lalu yang membutil di tubuhmu
kemudian menaburnya di halaman
membiarkan hujan sejarah membajaknya
masa menyuburkannya, membuahkan kenangan
aku membayangkan engkau berteduh di bawah rindangnya
sambil menunggu selembar namaku jatuh bersama guguran daun-daunnya
dengan sedikit lugu aku berani sombong, sayang
engkau akan menulis namamu dibalik lembarannya
:D

Maaf,
aku tak bisa datang untuk sekadar memadamkan nyala kecewa dimatamu
atau menyaksikan bilangan-bilangan baru menetas dari rahim usiamu
namun, demi kata-kata yang tak sempat kunamai puisi ini
aku akan berusaha mengayam sebuah hati putih untukmu
hati yang kelak bisa engkau tulisi apa saja
bahkan, menulis tentang aku yang malam ini sedikit membuatmu kecewa :)

29-12-2014
00:00


Blog, Updated at: 21:17

1 comments:

Popular Posts

Powered by Blogger.