LAILA MAJNUN (PUISI INI TERINSPIRASI DARI NOVEL ''LAILA MAJNUN'')

Posted by

MATA LAILA




''ini adalah sehelai kertas kesedihan, yang ditulis oleh jiwa yang dipenuhi duka cita kepada jiwa yang lainnya.
ia datang dariku, seorang tawanan, dan ditujukan kepadamu, kau yang telah berhasil menghancurkan belenggumu dan meraih kemerdekaan.
sudah berapa lamakah kekasihku, aku mengikat tali cintaku kepadamu? berapa banyak hari-hari yang tanpa makna? berapa banyak malam yang dilalui dengan air mata semenjak itu?
apa kabarmu wahai belahan jiwa? dan bagaimana kau melewati hari-hari mu? kemanakah ketujuh langit penuntun di langit telah membawamu? aku tahu bahwa kau masih tegar berdiri menjaga harta persahabatan kita. Dan kurasakan di dalam hatiku bahwa cinta memperoleh keagungannya semata-mata darimu''

(surat Laila kepada Majnun)


serupa balasan surat mu, Laila
aku awali sajak ini dengan menyebut nama Sang Raja
demih roh, hati dan cintaku yang ada dalam genggaman-Nya
Dia yang telah menyandingkan kesunyian dengan kata
menyandingkan malam dengan gulita
menyandingkan rembulan dengan cahaya
sebab itu aku tak begitu heran, bila setiap memandangmu
gelap dan buta tercerai dari jiwa
sebab matamu, Laila
adalah perpaduan malam, rembulan dan cahaya
sepasang matamu, adalah jendela menuju jiwamu
sungguh aku begitu ingin mengintipnya
bermain dalam pusaran mata airnya

aku telah menari bertahun-tahun
di atas pecahan kaca dan bara
bersama melodi yang tersayat dari aliran darah
bersama genderang yang ditabuh tangan-tangan luka di bilik jantung
ini melodi penyambutan untuk mu, Laila
;sang malaikat maut yang sanggup mencabut kegelapan duka pada nyawa

peluklah kesendirianku, Laila
beri setitik arwah pada kematianku
agar aku mampu berjalan, mengantarmu pada kisah
bagaimana aku terdampar terlalu lama
menghitung tiap butir pasir di gurun ini
mencoba berdiri, kemudian terjerembab
menantang garangnya kerikil sahara menikungi mata kaki
melambai harapan pada hari depan yang setengah hati berdiri

dekap kesunyianku, Laila
beri sehembus nafas bagi jiwaku yang sakratul
agar ku mampu bercerita
;bagaimana cinta adalah api, aku adalah kayu yang lebur menjadi abu oleh nyalanya
lakukan ini untuk Tuhan
dan demi cinta kita kepada-Nya

jika kehidupan adalah takdir, Laila
mengapa takdir dan kehidupan tidak pernah sama?
disini kehidupan adalah kematian  bagi pengelana yang resah
menggali kubur bagi jiwa yang hancur, lemah, dan berdarah
sedang disisi lain, kematian adalah kehidupan
kehidupan adalah keabadian
tempat dimana tak ada cahaya yang akan memudar
tak ada kegelapan tempat ku biasa menatap matamu di balik jendela kedukaan
disanalah Laila
tempat kau akan terus bersinar
melenyapkan kedukaan hati dari jiwaku yang majnun ini

Padang, 27-12-13


Blog, Updated at: 00:10

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Powered by Blogger.